AR DAN VR

on Senin, 22 Oktober 2012
http://www.youtube.com/watch?v=MdWJ45PE4Ps&feature=fvsr

http://www.youtube.com/watch?v=ZKw_Mp5YkaE

studi kasus perusahaan

Contoh Studi Penanganan Kasus Oleh PR Sebuah Perusahaan

Studi kasus yang penulis pilih dalam makalah ini adalah kasus yang pernah dialami oleh perusahaan Johnson & Johnson’s, yang bermula pada meninggalnya delapan orang penduduk Chicago – AS pada tahun 1982, dan disusul dengan kejadian serupa pada tahun 1986 yang menewaskan satu orang secara misterius, dimana hasil otopsi yang dilakukan oleh tim forensik menunjukkan bahwa kesemua orang tersebut meninggal diakibatkan oleh racun “sianida”, yang dimasukkan secara sengaja oleh orang yang tidak bertanggung jawab ke dalam kapsul obat merek Tylenol yang notabene diproduksi oleh Johnson & Johnson’s. Belakangan diketahui bahwa orang yang memasukan racun sianida tersebut adalah mantan karyawan perusahaan yang sakit hati karena di PHK.

Berita tewasnya penduduk Chicago itu tersebar cepat melalui media massa sehingga mengakibatkan kepanikan di tengah masyarakat, khususnya kalangan stakeholder seperti: pihak rumah sakit, dokter, pasien, maupun apoteker. Di sisi lain, dalam bursa saham, harga saham Johnson & Johnson’s turun hingga 15% dalam periode 30 hari setelah berita tersebut tersebar di media massa, namun untungnya harga saham kembali menguat selang 60 hari pasca upaya penyelesaian krisis dengan upaya penanganan langkah yang tepat, yang dilakukan oleh pihak managemen.
Management perusahaan Johnson & Johnson’s bersama dengan departemen public relationsnya melakukan serangkaian upaya berbasis dua hal, yaitu:tindakan dankomunikasi, sebagai upaya respon cepat perusahaan terkait masalah yang mereka hadapi saat itu, antara lain:
1. Memberikan peringatan dan mempublikasikan kepada masyarakat luas melalui media massa untuk ”menghentikan” mengkonsumsi kapsul merek Tylenol hingga diketahui secara pasti diwilayah pemasaran mana saja terdapat penyebaran kapsul beracun itu terjadi (walaupun akhirnya diketahui wilayah penyebaran kapsul beracun tersebut hanya terjadi di Chicago saja).
2. Menghentikan kegiatan produksi kapsul Tylenol, dan menghentikan pula iklan produk obat tersebut di media massa.
3. Menjalin hubungan atau melakukan kontak dengan aparat keamanan, serta badan POM (pengawas obat dan makanan).
4. Menarik seluruh kapsul Tylenol dari peredaran tanpa terkecuali, di seluruh AS dan di 14 negara bagian lainnya, untuk kemudian dilakukan pemusnahan massal, yaitu sebanyak 31 juta botol dengan estimasi nilai lebih dari US$ 100 juta.
5. Merancang dan memproduksi kemasan kapsul yang baru, dimana tahan terhadap bocor dan tidak mudah untuk ditembus oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
6. Mengembalikan kapsul Tylenol kemasan baru ke pasaran.
7. Melakukan upaya promosi kembali yang lebih intensif, guna meyakinkan konsumen atas keamanan, keselamatan, dari kemasan baru yang kini jauh lebih baik.
Setelah melihat ketujuh poin hal – hal yang dilakukan perusahaan Johnson & Johnson’s diatas, kini kita dapat membagi menjadi dua hal, yaitu hal yang merupakantindakan (ditandai dengan poin 2, 4, 5, 6), dan hal – hal yang merupakankom unikasi (ditandai dengan poin 1, 3, 7)
Strategi komunikasi (communication strategy) harus pula menukung program aksi / tindakan (action program), dimana meliputi serangkaian tindakan antara lain:
1. Memberi-tahukan kepada khalayak sasaran, baik internal maupun eksternal mengenai tindakan apa yang akan / sedang dilakukan oleh perusahaan.
2. Membujuk khalayak sasaran untuk dapat menerima dan mendukung tindakan yang akan / sedang dilakukan oleh perusahaan.
3. Mendorong khalayak sasaran yang sudah memiliki sikap mendukung atau menerima untuk melakukan tindakan.
Terkait dengan strategi yang dilakukan oleh perusahaan Johnson & Johnson’s, terdiri atas komponen strategi yang meliputi:
1. Strategi Khalayak : antara lain, konsumen, dokter, staf, apoteker, karyawan rumah sakit, badan POM, pihak keamanan (kepolisian), dan media massa.
2. Strategi Pesan : dimana diawali dengan kegiatan mengumpulkan fakta mengenai produksi kapsul Tylenol di wilayah Chicago, bekerja sama secara penuh dengan badan POM, dan kepolisian; lalu melakukan upaya meyakinkan berbagai pihak melalui pesan yang disebarkan, bahwa perusahaan secara sungguh – sungguh ingin dan akan memecahkan masalah yang terjadi.
3. Strategi Media : berusaha merespon krisis (Crisis Response) dengan cara terbuka (openess) dan jujur terus terang dengan media massa dalam kegiatan penyampaian fakta kepada masyarakat secepat mungkin (quick). Selain itu perusahaan ini melakukan jumpa pers terkait kasus racun ”sianida” kapsul Tylenol kepada media massa di 30 kota di seluruh AS melalui hubungan via satelit. Lalu menunjuk satu juru bicara sehingga seluruh informasi hanya bersumber dari satu orang (consistent).